Umar Usman Siap Hadirkan Program Entrepreneurship di Korea Selatan

Devisa menjadi salah satu pilar yang menunjukkan kekuatan ekonomi sebuah negara. Devisa adalah kekayaan sebuah negara dalam bentuk valuta asing (biasanya dalam dollar) dan bisa digunakan untuk transaksi internasional. Makin tinggi cadangan devisa yang dikantongi sebuah negara, maka kekuatan ekonomi negara tersebut akan semakin kuat.

Apa saja penyumbang devisa terbesar di Indonesia setiap tahunnya? Salah satu penyumbang devisa terbesar adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di luar negeri atau yang sering disebut dengan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang mengirimkan uang ke Indonesia dan harus menukar pendapatannya dengan rupiah. Maka kita sering menyebut PMI sebagai pahlawan Devisa. Walaupun disebut sebagai pahlawan devisa, pada kenyataannya kita sering mendengar berita negatif dari berbagai media terkait dengan PMI, hal yang sangat ironi dan kontradiktif. Mulai dari tindak kekerasan hingga penipuan yang dialami oleh PMI.

Meskipun pulang kembali ke tanah air dengan membawa uang yang cukup banyak, kebanyakan dari mereka menggunakan uang tersebut untuk konsumtif, seperti membeli rumah, mobil, kendaraan bemotor, tanah dll. Sehingga harta kekayaan yang didapatkan dari hasil kerja keras mereka bekerja diluar negeri cepat habis begitu saja. Tak sedikit yang akhirnya mereka kembali pergi ke luar negeri dan kembali untuk bekerja. Hal ini terjadi karena mereka tidak menggunakan uang tersebut untuk suatu hal yang lebih produktif, misal membuka usaha atau bisnis. Sehingga uang mereka bisa tetap berputar dan produktif serta bisa digunakan untuk mencukupi biaya hidupnya di tanah air. Kejadian seperti diatas banyak sekali dialami oleh PMI yang telah kembali ke Indonesia.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, Kampus Bisnis Umar Usman bersama dengan Inkor Professional Training Center (PTC) bersinergi dan berkolaborasi untuk membuat program pendidikan entrepreneurship bagi PMI. Berlangsung di Gedung Menara Unas 2, Kamis (19/11), Asep Hendriana (Direktur Kampus Bisnis Umar Usman) bersama dengan Muhammad Sodik (Direktur Inkor PTC) dan Mr. Chung Bong Hyup (Executive Vice President PT. Cyber Edu Inkor) menandatangani perjanjian kerjasama (Mou) tersebut.

“Adanya program ini diharapkan akan terbangun mindset para PMI untuk dapat berfikir produktif dan berjiwa entrepreneur dalam mengelola uang hasil dari kerja keras mereka di luar negeri. Sebagai pilot project, program ini akan dimulai di Korea Selatan. Dan akan dikembangkan dinegara-negara lain yang memiliki tingkat populasi PMI yang cukup banyak, seperti Hongkong, Jepang, Taiwan dll.”  papar Asep Hendriana dalam pertemuan tersebut.

Untuk memperkuat program ini, akan dilibatkan secara aktif pula seluruh stakeholder yang berkepentingan antara lain BP2MI, KBRI dan komunitas-komunitas PMI yang berada diluar negeri. Sehingga program ini akan semakin kuat dan memberikan manfaat serta dampak yang cukup besar.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *