Jakarta, Kamis (1/7), Danone Indonesia melalui PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) bersama Kampus Bisnis Umar Usman meluncurkan Damping Inkubator Bisnis secara online. Program ini merupakan kelanjutan dari kompetisi bisnis yang telah berlangsung sebelumnya yang diikuti lebih dari 200 pendaftar dari seuruh Indonesia.
Acara diawali dengan pelakanaan talkshow bersama narasumber yang membahas seputar kolaborasi yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak sebagai langkah konkrit mendukung kemajuan UMKM terutama di masa pandemi seperti saat ini.
Dalam sambutannya, Lily Jasmine selaku Direktur Kampus Bisnis Umar Usman menyampaikan bahwa dengan kondisi penyebaran virus Covid-19 yang satu bulan terakhir kembali mengalami kenaikan akan kembali berdampak pada sektor ekonomi tak terlepas sektor UMKM. Kebijakan pemerintah akan Kembali dikeluarkan dan memungkinkan adanya pembatasan aktivitas masyarakat sehingga menjadikan ruang gerak UMKM menjadi semakin sedikit. “Dengan kondisi ini mau tidak mau UMKM perlu kembali kembali melakukan adaptasi, melalui program yang kami rancang bersama Danone Indonesia ini kami berharap menjadi wadah berkembangnya inspirasi dan pengetahuan baru bagi pelaku UMKM agar dapat survive dan berkembang melalui akses pelatihan, pendampingan, bahkan peluang kolaborasi yang disediakan.” Papar beliau.
Sesi talkshow dipandu oleh Nur Asni Gani selaku dosen di Universitas Muhammadiyah Jakarta menghadirkan narasumber yaitu Christina Agustin selaku Asisten Deputi Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM RI, Karyanto Wibowo selaku Sustainable Director Danone Indonesia, Roy Baskoro selaku Ketua Komunitas Fokus UMKM dan Muhammad Ravie selaku Founder Rafin’s Snack dan juga Alumni Kampus Bisnis Umar Usman Bersama.
Dalam paparannya Christina Agustin menyampaikan bahwa Kementrian Koperasi dan UKM terus mendukung segala upaya dan program-program untuk mengembangkan UMKM di Indonesia. “Berbagai program dari pemerintah dilakukan dari hulu sampai ke hilir dan terus membuka peluang-peluang kolaborasi, mendorong terbentuknya inkubator bisnis, agar UMKM di Indonesia bisa bersaing dan dapat memberikan dampak yang lebih luas pada skala nasional”.
“Saya mengimbau kepada para peserta agar terus bersemangat dan memiliki keyakinan yang kuat, untuk meluaskan usahanya, serta jangan pernah merasa lelah untuk mencari ide ide baru, juga pengetahuan baru tentang dunia wirausaha”, tambahnya.
Dalam pemaparannya, Karyanto Wibowo menjelaskan bahwa UMKM harus dapat naik kelas. Untuk menaikkan bisnis agar bisa terus sustain, pelaku usaha harus benar-benar memperhatikan dan meningkatkan kualitas produk atau kualitas service terutama jika ingin berorientasi ekspor.
Roy Baskoro dalam paparannya menyatakan perubahan kondisi yang dihadapi masyarakat saat pandemi, menuntut pelaku UMKM melakukan 3 hal penting, yaitu pererat silaturahmi dengan komunitas, memperperluas jejaring antara komunitas UMKM, serta mencari mentor pendamping
Tak ketinggalan, Muhammad Ravie mewakili pelaku usaha muda juga menyampaikan: “Kolaborasi merupakan hal penting dalam membangun dan mengembangkan sebuah usaha. Kolaborasi antara generasi muda dan generasi tua misalnya, dapat membawa dampak yang baik jika dapat dilakukan. Generasi muda dapat memberikan ide-ide baru pengembangan produk dan memberikan ide mengenai perilaku dan keinginan konsumen sedangkan generasi tua yang lebih berpengalaman dapat memperkuat di bagian produksi dan pemasaran melalui jaringan yang telah ada”.
Usai perbincangan yang berlangsung secara hangat, acara dilanjutkan dengan kick-off dimulainya program Damping Incubator Bisnis dan diikuti pengumuman 7 peserta yang berhasil lolos dan menjadi tenant yang akan mendapatkan program inkubasi selama 6 bulan kedepan bersama dengan para coach tersertifikat.