Ibnu Batutah : Sang Penjelajah Muslim Terhebat yang menjelajahi 44 Negara di Dunia

Pekan lalu, mentor sekaligus founder Sekolah Bisnis Umar Usman Ippho Santosa & Tim Khalifah berkesempatan mengisi Kuliah umum dengan Tema ‘MERANTAU’. Banyak kisah-kisah orang-orang sukses berawal dari kesiapan mereka untuk MERANTAU dari daerah asalnya ke suatu tempat.

Imam Syafi’i pernah berkata, bahwa ” Air yang jernih dihasilkan dari air yang mengalir”. Ada lagi pesan beliau, bahwa “Anak panah akan mengenai sasarannya jika ia dilesatkan dari busurnya”.

Banyak kisah-kisah yang bisa dijadikan tauladan bagi kita dalam MERANTAU ini, salahsatu diantaranya adalah kisah dari IBNU BATUTAH, seorang penjelajah muslim terhebat yang menjelajahi 44 Negara di dunia tanpa naik Pesawat atau pesan hotel dari Traveloka atau Airbnb ???

Selama ini kita hanya mengenal penjelajah-penjelajah dari negeri barat seperti Marcopolo, Vasco da Gamma, hingga Bartolomeus Diaz. Selain penjelajah dari barat, kita juga mengenal sangat baik salah satu penjelajah besar dari Tiongkok bernama Laksamana Cheng Ho yang sempat mendarat di Indonesia selama beberapa saat untuk menjalin kerja sama dengan penduduk lokal terutama di kawasan utara Jawa.

Selain penjelajah yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi satu penjelajah hebat yang berasal dari Timur Tengah. Dia adalah Ibnu Batutah yang berhasil mengelilingi puluhan negara pada abad ke-14 untuk menjalankan misi siar agama dan juga perdagangan. Berikut kisah dari Ibnu Batutah yang patut kita teladani.

 

Misi Perjalanan Ibnu Batutah

Ibnu Batutah lahir di Maroko pada tahun 1304, saat usianya mencapai 20 tahun, dia mulai terobsesi untuk mengelilingi dunia. Dengan kemampuan yang dimiliki, Ibnu Batutah melangsungkan perjalanannya untuk naik haji di Mekah. Dari sana, dia mulai banyak melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah yang tidak pernah dibayangkannya.

Saat muda Ibnu Batutah mendapatkan pendidikan terbaik karena memiliki ayah seorang hakim. Dari sini, dia belajar banyak hal baru sehingga rasa penasarannya akan kebudayaan baru di seluruh dunia mulai tumbuh. Saat dirinya mulai yakin dan merasa mampu melakukan perjalanan, Ibnu Batutah mulai melakukan penjelajahan meski harus meninggalkan keluarga termasuk anak dan istrinya.

 

Mengelilingi 44 Negara di Seluruh Dunia

 

Dari beberapa catatan sejarah, Ibnu Batutah melakukan perjalanan di 44 negara di seluruh dunia dengan mayoritas muslim. Di kawasan itu, dia melakukan pendekatan baik secara budaya maupun agama untuk mempelajari apa saja yang ada. Ibnu Batutah menginginkan sesuatu yang baru sehingga mengunjungi negeri yang baru adalah impiannya.

 

Negara yang pernah dijelajahi oleh Ibnu Batutah meliputi Tiongkok, India, Rusia, Suriah, Tanzania, Turki, Negara Jazirah Arab, dan Indonesia khususnya kawasan Samudra Pasai yang kala itu sudah memeluk Islam. Di Samudra Pasai, Ibnu Batutah melakukan perdagangan terutama rempah-rempah yang sangat berharga dan bernilai jual tinggi.

 

Belajar Budaya dan Siar Agama

Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan 44 negara adalah 30 tahun. Selama itu, Ibnu Batutah tidak pulang ke Maroko sehingga saat anak dan ayahnya meninggal dia tidak tahun. Namun, meski menyisakan duka yang mendalam, perjalanan yang dilakukan oleh Ibnu Batutah memberikan banyak sekali pengalaman yang tidak bisa dibeli dengan uang sebanyak apa pun.

Selama melakukan perjalanan ke 44 negara di dunia, Ibnu banyak melakukan siar agama Islam. Di negara-negara yang penduduknya masih belum beragama Islam, dia melakukan perdagangan atau kerja sama di bidang lain dengan memasukkan unsur Islam meski tidak secara langsung. Ibnu Batutah ingin apa yang dia miliki dipelajari oleh kawasan yang disinggahi dan dia ingin mempelajari juga budaya di daerah tersebut yang sesuai dengan keyakinannya.

Kisah Perjalanan Ibnu Batutah Jadi Rujukan Penjelajah Eropa

Setelah melakukan perjalanan selama kurang lebih 30 tahun, Ibnu Batutah akhirnya kembali lagi ke Maroko. Mengetahui ada salah satu warganya yang melakukan perjalanan panjang, Sultan Fez memerintahkan juru tulis bernama Ibnu Juzai untuk menulis kisahnya. Ibnu Batutah diminta menceritakan apa yang dilakukan selama penjelajahan untuk dibuatkan laporan penjelajahan yang komplit.

 

Dalam penulisan laporan Ibnu Juzai sedikit mengalami kesulitan. Pasalnya, Ibnu Batutah jarang sekali menuliskan laporan perjalanannya. Dia hanya sesekali menulis apa yang dia sukai pada buku harian. Dari buku harian dan apa yang diingatnya, laporan perjalanan berhasil disusun dengan baik dan akhirnya disebarkan ke banyak negara Arab hingga sampai ke Eropa dan dijadikan rujukan penjelajahan.

 

Inilah kisah tentang Ibnu Batutah yang dikenal sebagai penjelajah muslim terhebat di dunia. Selama perjalanan, dia tidak melakukan penjajahan seperti penjelajah Eropa lain. Justru dia melakukan siar Islam dan kerja sama dengan banyak pihak. Luar biasa!

Hikmah

Pelajaran bagi kita generasi muda bahwa, bumi ini sangat luas, peluang sangat terbuka lebar, tinggal seberapa besar kemauan kita untuk bisa melanglang buana keluar sana. Dalam suatu hadis dikatakan Jika Merasa kesulitan kehidupan di suatu tempat, atau adanya wabah ditempat yang ditinggali, maka berhijrahlah..merantaulah….

 

Sungguh sudah lengkap tuntunan kehidupan ini, tinggal kita mau atau tidak untuk melaksanakannya.
Semoga catatan ini menjadi inspirasi bagi kita semua…

 

Salam Sukses Penuh Berkah..
Kampus Umar Usman Kuliah 1 Tahun Jadi Pengusaha

Dibuka pendaftaran Batch#6
Hubungi Prapti Anggorowati
+62.858.8853.8899 (wa/sms/call)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *