Kasih Ibu dan Kisah Semangkuk Bakmi

Kasih ibu sepanjang jalan, tapi kasih anak sepanjang penggalan, itulah peribahasa yang sering kita dengar secara turun temurun dari nenek moyang kita. Dan Nyatanya tak ada yang salah dengan peribahasa tersebut.

Semiskin apapun seorang ibu niscaya ia akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa membahagiakan anaknya, tapi terkadang sebaliknya, seorang anak yang sudah sukses, ibunya malah dijadikan pengasuh anaknya, lebih jahatnya lagi ada yang menitipkan ibunya di Panti Jompo. Berikut kisah inspirasi “Kisah Semangkuk Bakmi”


Seorang anak bertengkar dengan ibunya dan meninggalkan rumah, saat berjalan tanpa tujuan ia baru sadar bahwa ia sama sekali tidak membawa uang 

Ia lapar sekali, ingin makan semangkok bakmi. Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama didepan warungnya, lalu bertanya…

“Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi”
“Ya, tapi aku tidak punya uang,” jawab anak itu dengan malu-malu.
“Tidak apa-apa, aku akan memberi gratis”.
Anak itu segera makan. Kemudian air matanya  mulai berlinang.

“Ada apa Nak” tanya pemilik warung.

“Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yang baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi, sedangkan ibuku telah mengusirku dari rumah. Kamu seorang yang baru kukenal tapi begitu peduli padaku

Pemilik warung itu berkata, “Nak, mengapa kau berpikir begitu ; renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan  kau begitu terharu, Ibumu telah memasak nasi , dan lain-lain setiap hari sampai kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya..”

Anak itu kaget  mendengar hal tersebut. Mengapa untuk semangkuk  bakmi dari orang yang baru ku kenal aku begitu berterima kasih, Terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku tak pernah berterima kasih.

Anak itu segera bergegas pulang, begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat pertama-tama yang keluar dari mulutnya adalah “Nak.., kau sudah pulang, cepat masuk, ibu telah menyiapkan makan malam.”

Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya dan menangis  dihadapan ibunya.

Sahabatku, 
Kadang satu kesalahan, membuat kita begitu mudah melupakan kebaikan yang telah kita nikmati tiap hari.

Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih untuk suatu pertolongan kecil yang kita terima. Namun kita sering tidak sadar dan lupa berterima kasih akan kebaikan-kebaikan dari orang-orang yang sangat dekat dengan kita.


Berterimakasih lah kepada :

Ayah – Ibu ….kita
Istri / suami …kita
Pegawai rumah tangga …kita
Semua Orang orang terdekat dgn kita
Mbah dan orang-orang yang banyak disekitar kita.


Hid
up itu indah, kalau kita pandai berterima kasih dan bersyukur…..? 

Semoga bermanfat…SHARE YAH!!

Kampus Umar Usman
Kuliah 1 Tahun Jadi Pengusaha

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *