Manajemen Pernikahan Islam – Ust. Bendri Jaisyurrahman

Ekonomi dan politik yang baik bermula dari sebuah keluarga yang baik. Dan sebagian anak bermasalah besar karena keluarganya yang bermasalah, Begitupun dalam dunia Bisnis pentingnya suport sebuah keluarga.

Maka dari itu penting bagi kita memahami ilmu sebelum menikah.
Menikah itu = Ibadah apabila senang disyukuri dan apabila susah sedih disabari. Lalu apa sih yang paling diharapkan dalam sebuah pernikahan?

Sebetulnya apa yang kita cari dalam sebuah pernikahan maka akan menentukan perjalanan pernikahan kita, maka kembalikan harapan diawal untuk menentukan kualitas pernikahan kita. Dan sebaik baiknya Harapan diawal dalam sebuah pernikahan adalah keberkahan.

Supaya mencari hakikat yang kita cari, kenapa kita mencari berkah? Karena kalo rukun gak berkah nanti kayak abu lahab dan Ummu jamil istrinya, mereka kompak namun menghina Rasulullah. Makanya Allah akan lemparkan abu lahab ke Neraka.

Sebelum kita memutuskan menikah maka kita harus meluruskan niat, menikah atas dasar memperbanyak keberkahan. Karena Berkah = bertambah kebaikan, maka masalah akan berkurang. Sebagian masalah rumah tangga adalah karena tidak berkah.

Penelitian menyebutkan bahwa sebab sebab terjadinya perceraian terjadi karena, kurangnya komunikasi, masalah ekonomi, Campur tangan mertua dan terjadinya perselingkuhan. Jangan terfokus kesini, padahal yang benar benar menyebabkan gagalnya sebuah pernikahan adalah DOSA.

2 sebab gagalnya pernikahan :
1. Salah gaul
2. Salah makan, dari mana harta yang diperoleh dan darimana sumber hartanya.

Karena sesungguhnya masalah muncul karena hilangnya keberkahan, makanya kalo gak mau ada masalah perbanyaklah keberkahan wkwk sama aja ya.

Tugas pernikahan =mengumpulkan keberkahan :
– kebiasaan bangun pagi, dzikir dan tidak tidur lagi.
– membiasakan makan sepiring berdua, atau makan bersama.
– melakukan ibadah-ibadah Sunnah menghidupkan Al-Quran dalam rumah tangga.
– peduli akan kehalalan harta.
– lokasi pemilihan rumah, dekat dengan masjid.

“MENIKAH, seberapa besar komitmen kita untuk ibadah, bukan sebesar cinta yang dimilikinya”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *