Gagal Meraih Kesuksesan Finansial, Ternyata Ini 5 Penyebabnya!

Di Amerika pernah dilakukan sebuah survey yang melacak berapa persen orang yang sukses meraih impian financialnya. Jawabannya, hanya 30% responden yang berhasil menjemput target finansial yang di impikannya (Chetty, 2017), sedangkan 70% lainnya mengalami kegagalan.

Mengapa kebanyakan orang gagal meraih impian finansialnya?
Ada banyak faktor yang barangkali membuat mayoritas orang gagal menggapai harapan finansialnya. Namun setidaknya ada 5 faktor kunci yang membuat seseorang gagal meraih keberlimpahan finansial.

1. Alam Pikir Pesimisme

Ini adalah soal mindset yang bersemayam dalam alam bawah sadar. Seringnya, tanpa sadar banyak orang yang memiliki kilatan pesimisme dalam hatinya. Misal, mungkin kita pernah berpikiran, “waduh biaya hidup kok makin mahal ya?” .. Atau “ah kayanya saya gak mungkin di promosikan” dan yang lainnya.
Rentetan negatif self talk ini akan membentuk energi negatif yang akan diserap oleh alam semesta dan kemudian di balikkan kepada raga kita untuk menjadi kenyataan, dan di sini berlaku prinsip Law of Attraction : what you think is what you get.

2. Level Skill yang Rendah

Pepatah mengatakan Your skills do reflect your income power. Jadi level income anda merefleksikan level skills anda. Jika income anda masih pada level yang mengkhawatirkan, ini adalah indikasi bahwa level skills anda masih alakadarnya. Tidak perlu menyalahkan pihak lain, tapi lakukan intrpeksi diri, apakah skill anda telah mengalami kemajuan signifikan dalam 6 bulan terakhir?
Lakukan skills improvement untuk melentingkan level income anda. Apalagi saat ini ada Google University dan Youtube Campuss. Anda mau belajar apa saja, tinggal ketik kata kunci, semua ada.

3.  NATO (No Action Think Only)

Ini adalah orang yang selalu banyak analiasa dan mikir, namun pada akhirnya tidak bergerak sama sekali, istilahnya “Analysis Paralysis” alias Anda menjadi seperti lumpuh tidak bergerak kemana-mana karena kebanyakan analisa.
Tindakan untuk mengubah nasib atau meningkatkan income memang butuh banyak pertimbangan dan analisa, namun kebanyakan yang terjadi, analisanya terlalu banyak dan berkepanjangan. Yang akhirmya final decision tidak pernah di hasilkan. Action nyata menjadi nihil sebab analisanya tek pernah berujung pada keputusan final. Over analysis dan over thinhking tak jarang makin membuat anda ragu untuk melakukan action. Ideas are cheap, execution is everything.

4. Tidak Punya Kegigihan dan Daya Juang

Puluhan studi tentang perubahan nasib manusia menyatakan hasil bahwa salah satu elemen paling kunci dalam perjuangan mengubah nasib manusia atau level penghasilan adalah grit atau resiliensi, daya juang, keuletan dan kegigihan.
Daya Resiliensi kebanyakan orang saat ini terkikis oleh gaya hidup smarthphone yang serba scroll dan instant. Di era smartphone ini acap kali muncul mentalitas instant gratification, keinginan untuk mendapatkan sesuatu seketika. Hal ini berdampak sangat buruk, karena daya resiliensi itu membutuhkan ekstra kesabaran dan kegigihan, serta amat fokus pada proses yang kadang lamban dan tidak bisa menghasilkan sesuatu secara instan.

5. Mental Block

Banyak orang beranggapan “Gak usah cape- cape ngejar harta, toh kekayaan gak akan di bawa mati”.  Padahal kekayaan sebenarnya bisa kita bawa sampai mati, jika kita membelanjakan harta dijalan Allah, misal membangun masjid, menghajikan orangtua, menyekolahkan anak yatim.
Harus di cermati, bahwa komentar tersebut di atas sesungguhnya mencerminkan mental block yang malah bisa menghambat datangnya rizki yang barokah. Alam bawah sadar itu bersifat laten dan amat powerfull. Ketika alam bawah sadar kita bersikap apriori terhadap harta, maka raga hidup kita akan benar-benar dijauhkan dari rejeki.

 

Sumber: Buku Financial Freedom Blueprint, karangan Yodhia Antariksa

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *